MATERI KE-1
PEMAHAMAN DASAR SOSIOLOGI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM
1.
Pengertian sosiologi
Sosiologi berasal
dari kata sociou dan logos. Socius berarti teman atau kawan, sedangkan logos
berarti pengetahuan. Dalam bahasa Latin, sosiologi diartikan sebagai
pengetahuan tentang pertemanan. Pengertian pertemanan diperluas menjadi hidup
bersama atau masyarakat. Dengan demikian, dapat diartikan sosiologi sebagai
pengetahuan tentang hidup bermasyarakat.(Susanti et al., 2014)
A.
Damsar, dalam bukunya Pengantar Sosiologi Pendidikan,
mengambil dua pendapat berbeda, yakni merujuk kepada David B. Brinkerhoft dan
Lynn K. White (1989), berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik
tentang interaksi sosial manusia(Damsar, 2011)
B.
Menurut Auguste
Comte, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dengan tujuan
memahami kehidupan bersama manusia melalui metode empiris. Masyarakat menjadi unit analisis utama, sedangkan aspek-aspek
lain seperti keluarga, politik, ekonomi, agama, dan interaksinya menjadi
sub-analisis. Fokus utama sosiologi adalah perilaku manusia dalam konteks
sosial.(Susanti et al., 2014)
C.
Paul B.
Horton dan Chester L. Hunt (1987)
mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat. Mereka
menggambarkan masyarakat sebagai sekelompok manusia yang hidup bersama dalam
jangka waktu yang lama, relatif mandiri, menempati wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama, serta melakukan aktivitas dalam kelompok tersebut.
D.
Pitirim A.
Sorokin, seperti dikutip oleh
Soerjono Soekanto, mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial. Sosiologi
juga mengkaji interaksi antara gejala sosial dan non-sosial, serta ciri-ciri
umum dari semua gejala sosial.(Subiyantoro, 2016)
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, sosiologi adalah ilmu
yang secara sistematis mempelajari interaksi sosial manusia dalam masyarakat.
Sosiologi mengkaji pengaruh timbal balik di antara berbagai gejala sosial,
termasuk ciri-ciri umum, struktur sosial, proses sosial, serta
perubahan-perubahan sosial dalam kelompok.
2. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Konteks Pemikiran
Damsar mendefinisikan
pendidikan sebagai proses perubahan sikap dan perilaku individu atau kelompok
dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. S. Nasution
menambahkan bahwa pendidikan di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh usaha individu
murid atau interaksi murid dengan guru dalam proses belajar mengajar, tetapi
juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi,
baik di dalam maupun di luar sekolah.Pengertian Sosiologi Pendidikan Islam
Dengan demikian,
pendidikan tidak hanya melibatkan proses formal pengajaran dan pelatihan,
tetapi juga mencakup interaksi sosial yang luas. Perubahan sikap dan perilaku
seseorang terjadi melalui pengaruh lingkungan sosial, baik di dalam maupun di
luar sekolah, serta melalui interaksi individu dengan berbagai situasi sosial
yang dihadapinya.
Menurut
para ahli :
A.
Damsar ada dua cara pandang
1.
Pertama Sosiologi pendidikan merupakan suatu
kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi
interaksi sosial dengan pendidikan. (Damsar, 2011)
2.
Kedua, bahwa
sosiologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang
diterapkan pada fenomena pendidikan. Pendekatan sosiologis di sini terdiri dari
konsep, variabel, teori dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk
memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktivitas yang
berkaitan dengan pendidikan(Damsar, 2011)
B.
S. Nasution sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan, untuk memperoleh
perubahan kepribadian individu yang lebih baik(Rahmat, 2010)
Dari pandangan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat
dan interaksi sosial dengan pendidikan. Sosiologi pendidikan menggunakan
pendekatan sosiologis untuk menganalisis fenomena pendidikan, mempelajari
proses dan pola sosial dalam sistem pendidikan, serta mengevaluasi dampak
sosial dari pendidikan, yang dilihat sebagai bagian integral dari struktur
masyarakat.
3.
Pengertian Sosiologi Pendidikan Islam
Muhaimin
berpendapat bahwa aktivitas pendidikan Islam telah ada sejak zaman manusia
pertama, yakni Adam dan Hawa. Pendidikan Islam mulai mendapat perhatian khusus
ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perintah "Iqro'" yang berarti "bacalah." Perintah ini
mendorong manusia untuk membaca, merenungkan, dan meneliti, yang bertujuan
mencerdaskan kehidupan manusia, inti dari aktivitas pendidikan. Dari sini,
manusia mulai memikirkan dan mengembangkan teori-teori pendidikan Islam.
Interrprestasi
Muhaimin Pendidikan Islam, pertama, adalah aktivitas pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kedua,
pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang dikembangkan dan dipandu oleh
ajaran serta nilai-nilai Islam. Dalam hal ini, seluruh aspek pendidikan,
termasuk pendidik, peserta didik, tujuan, materi, media, metode, evaluasi, dan
lingkungan pendidikan, diwarnai dan dijiwai oleh prinsip-prinsip Islam.(Subiyantoro, 2016)
Dengan demikian Sosiologi pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat dan
pendidikan Islam, dengan fokus pada interaksi sosial yang terjadi dalam konteks
pendidikan. Ini merupakan pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena
pendidikan Islam, yang merupakan sistem pendidikan yang dikembangkan dan
dipandu oleh ajaran serta nilai-nilai Islam.
B.
RUANG
LINGKUP DAN POKOK-POKOK KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Merurut
Katamto Sunarto, Guru Besar pada FISIP Universitas Indonesia, para ahli
sosiologi pendidikan membagi tiga pokok bahasan sosiologi pendidikan, yaitu:
1.
Sosiologi
Pendidikan Makro: Mempelajari hubungan antara pendidikan dan institusi lain
dalam masyarakat, seperti agama, politik, dan ekonomi. Fokus kajian ini adalah
pada pengaruh lembaga pendidikan terhadap anak didik dalam menjalankan ajaran
agama, peran sekolah dalam sosialisasi politik, serta kontribusi sistem
pendidikan dalam mempersiapkan tenaga kerja. Selain itu, sosiologi pendidikan
makro juga memperhatikan keadilan akses terhadap fasilitas pendidikan yang
dibiayai negara.
2.
Sosiologi Pendidikan Meso:
Berfokus pada hubungan dalam organisasi pendidikan, terutama sekolah sebagai
entitas yang beroperasi dengan aturan tertentu untuk mencapai tujuan. Kajian
ini mencakup analisis struktur organisasi sekolah dan peran masing-masing
elemen, serta hubungannya dengan struktur organisasi masyarakat lainnya.
3.
Sosiologi
Pendidikan Mikro: Membahas interaksi sosial yang terjadi dalam institusi pendidikan, termasuk pengelompokan yang terbentuk di antara
siswa, sistem status, serta interaksi di dalam kelas antara siswa dan guru.
Sanapiah Faisal dan Nur Yasik
mengemukakan bahwa ruang lingkup sosiologi pendidikan harus mencakup beberapa
masalah, yaitu: 1. Analisis pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan
sosial. 2. Sosiologi pendidikan sebagai penentu tujuan pendidikan. 3. Aplikasi
sosiologi dalam pendidikan. 4. Proses pendidikan sebagai proses sosialisasi. 5.
Peran pendidikan dalam masyarakat. 6. Pola interaksi sosial di sekolah serta
hubungan antara sekolah dan masyarakat. 7.
Ringkasan tentang berbagai pendekatan dalam sosiologi pendidikan.(Suci et
al., 2020)
MENGAPA PARA CALON GURU HARUS BELAJAR SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
1.
Persiapan
Generasi Masa Depan: Calon pendidik perlu memahami bahwa pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk menghadapi masyarakat yang terus berubah menuju
masyarakat berbasis pengetahuan. Tanpa kemampuan untuk beradaptasi dan memahami
dinamika sosial, pendidikan dianggap gagal.
2.
Orientasi
Pendidikan yang Relevan: Praktisi pendidikan harus dapat merumuskan cara untuk
menetapkan orientasi yang sesuai dengan perubahan global, sambil menjaga
integritas pendidikan dari distorsi kepentingan kapitalis. Pendidikan berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan sosial.
3.
Analisis
Sosiologis: Pendidikan bukan hanya tentang mencapai target kurikulum, tetapi
juga tentang memahami konteks sosial yang lebih luas. Calon pendidik perlu
menggunakan alat analisis sosiologis untuk memberikan pencerahan kepada siswa,
agar mereka dapat memahami dunia yang selalu berubah.
4.
Agen Perubahan Sosial (agent of social change):
Pendidikan memiliki peran transformasional sebagai agen perubahan sosial. Lembaga pendidikan harus memberikan pengalaman yang
relevan dan mentransmisikan nilai-nilai budaya kepada generasi muda untuk
menjaga keutuhan masyarakat.
REFERENSI
Damsar, D. (2011). Pengantar Sosiologi
Pendidikan. Jakarta, Kencana.
Rahmat, A. (2010). Sosiologi
Pendidikan. Ideas Publising.
Subiyantoro. (2016). DIMENSI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM (Suyadi (ed.)). Samudra Biru.
Suci, I. G. S., Hadion Wijoyo, &
Irjus Indrawan. (2020). PENGANTAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN (I Putu Gelgel
(ed.); Issue 112). QIARA MEDIA.
Susanti, E., Marsa, Y. J., & Henni
Endayani. (2014). Sosiologi Pendidikan. In Eka Yusnaldi (Ed.), Sosiologi
Pendidikan. Perdana Publishing.
0 Komentar